• Jelajahi

    Copyright © Kontras Media
    media news network

    Iklan

    Iklan Beranda

    Jet Rafale, F-15QA, dan Typhoon Qatar Tak Berdaya Hadapi Serangan Udara Israel

    Thursday, September 11, 2025, 7:00 AM WIB

     


    KONTRASMEDIA.COM - Serangan udara Israel ke Doha, Qatar, mengejutkan dunia internasional.


    Aksi militer tersebut memperlihatkan kelemahan Angkatan Udara Qatar dalam merespons ancaman.


    Padahal Qatar dikenal memiliki armada jet tempur modern hasil kerja sama dengan Amerika Serikat, Inggris, dan Perancis.


    Angkatan Udara Qatar saat ini mengoperasikan 36 unit Dassault Rafale, 36 unit Boeing F-15QA Eagle II, dan 24 unit Eurofighter Typhoon.


    Dari jumlah itu, sembilan unit Eurofighter Typhoon baru saja tiba di Qatar.


    Namun tidak satu pun jet tersebut dikerahkan untuk mencegat atau mengejar pesawat tempur Israel.


    Analis pertahanan menduga Israel menggunakan jet tempur siluman F-35I Adir dalam serangan ini.


    Selain jet, laporan awal menyebut serangan Israel kemungkinan dilakukan dengan rudal jelajah jarak jauh.


    Serangan dengan senjata presisi dari jarak jauh membuat sistem pertahanan Qatar sulit bereaksi.


    Perdana Menteri Qatar, Mohammed bin Abdel Rahman Al Thani, menyebut Israel mungkin menggunakan rudal anti-radar.


    Jenis senjata ini dirancang untuk menghindari deteksi sistem radar pertahanan udara lawan.


    Jika benar, maka serangan sulit dicegat baik oleh jet tempur maupun rudal pertahanan darat.


    Qatar sendiri memiliki sistem pertahanan udara NASAMS dan VL MICA.


    Namun efektivitas sistem pertahanan udara bergantung pada deteksi dini dan jenis ancaman yang datang.


    Serangan yang menargetkan bangunan spesifik di area perkotaan bisa saja lolos dari radar.


    Ada pula faktor politik yang membuat Qatar memilih tidak bereaksi berlebihan.

    Serangan Israel menargetkan tokoh Hamas yang berada di Doha untuk perundingan gencatan senjata.

    Qatar berperan sebagai mediator netral dalam konflik Timur Tengah.

    Jika Qatar mengerahkan jet tempur, konfrontasi langsung dengan Israel akan terjadi.

    Hal itu berisiko menyeret Amerika Serikat yang memiliki pangkalan besar di Al Udeid.

    Keterlibatan militer bisa menghilangkan posisi Qatar sebagai mediator dalam diplomasi regional.

    Faktor lain adalah keterbatasan jumlah pilot tempur yang dimiliki Qatar.

    Jumlah pesawat tempur modern Qatar sangat besar untuk ukuran negara kecil dengan penduduk terbatas.

    Pelatihan pilot membutuhkan waktu bertahun-tahun dan biaya tinggi.

    Qatar pun kerap merekrut pilot asing dari negara produsen pesawat mereka.

    Pilot asing ini tidak hanya menerbangkan pesawat, tapi juga melatih pilot lokal.

    Qatar memiliki tiga pangkalan udara utama untuk operasi jet tempur.

    Pangkalan Al Udeid menjadi markas strategis yang juga ditempati militer Amerika Serikat.

    Doha International Air Base menampung sebagian armada Eurofighter Typhoon.

    Sedangkan Pangkalan Udara Dukhan atau Tamim dibangun modern untuk jet Rafale.

    Namun keberadaan infrastruktur dan alutsista canggih itu tetap tak mampu menghentikan serangan Israel.

    Kondisi ini menimbulkan pertanyaan besar tentang efektivitas pertahanan Qatar di tengah konflik regional. ***

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini

    Pilkada Ulang 2025

    Fery Insani - Syahbudin nomor urut 1

    Paslon Naziarto - Usnen nomor urut 2

    Paslon Aksan Visyawan - Rustam Jasli nomor urut 3

    Paslon Andi Kusuma - Budiyono nomor urut 4

    Rato Rusdiyanto - Ramadian nomor urut 5

    Wisata

    +
    CLOSE ADS
    CLOSE ADS
    close