KontrasMedia.com - Kementerian Perhubungan menetapkan 40 bandara di Indonesia berstatus internasional. Dari jumlah tersebut, 36 adalah bandara umum, 3 bandara khusus, dan 1 bandara kelolaan pemerintah daerah.
Keputusan ini tertuang dalam KM 37 Tahun 2025 untuk penetapan 36 bandara umum, KM 38 Tahun 2025 untuk 3 bandara khusus, serta penetapan Bandara Bersujud di Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, yang dikelola pemerintah daerah sebagai bandara internasional.
Dirjen Perhubungan Udara Lukman F. Laisa menyebut langkah ini merupakan strategi memperkuat posisi Indonesia dalam jaringan penerbangan global, sekaligus memastikan standar keselamatan, keamanan, dan kenyamanan sesuai aturan ICAO.
“Setiap bandara internasional wajib memenuhi standar, menyediakan fasilitas imigrasi, bea cukai, karantina, dan siap melayani penerbangan langsung dari dan ke luar negeri,” kata Lukman, Senin (11/8/2025).
Ia menambahkan, kebijakan ini diharapkan memperluas konektivitas udara, memperlancar perdagangan dan pariwisata, serta meratakan layanan penerbangan internasional ke berbagai wilayah.
Sebanyak 13 pemerintah daerah provinsi dan penyelenggara bandara diminta melengkapi dokumen pendukung, termasuk persetujuan Kementerian Pertahanan, serta rekomendasi terkait imigrasi, kepabeanan, dan kekarantinaan dalam waktu enam bulan.
Khusus Bandara Halim Perdanakusuma, penerbangan luar negeri hanya diperbolehkan untuk angkutan niaga tidak berjadwal, non-niaga, dan penerbangan pesawat negara.
Kemenhub juga menegaskan evaluasi bandara internasional akan dilakukan minimal dua tahun sekali, sementara koordinasi operasional harus berjalan melalui Komite Fasilitasi (FAL).
Dengan penetapan ini, akses udara internasional di Indonesia diharapkan semakin merata, tidak hanya terkonsentrasi di kota besar, tetapi juga menjangkau wilayah strategis lain demi mendorong ekonomi nasional.
Daftar 36 Bandara Umum Internasional:
1. Sultan Iskandar Muda (Aceh Besar, Aceh)
2. Kualanamu (Deli Serdang, Sumut)
3. Minangkabau (Padang Pariaman, Sumbar)
4. Sultan Syarif Kasim II (Pekanbaru, Riau)
5. Hang Nadim (Batam, Kepri)
6. Soekarno-Hatta (Tangerang, Banten)
7. Halim Perdanakusuma (Jakarta Timur, DKI Jakarta)
8. Kertajati (Majalengka, Jawa Barat)
9. Kulon Progo (DIY)
10. Juanda (Sidoarjo, Jawa Timur)
11. I Gusti Ngurah Rai (Badung, Bali)
12. Zainuddin Abdul Madjid (Lombok Tengah, NTB)
13. Sultan Aji Muhammad Sulaiman (Balikpapan, Kaltim)
14. Sultan Hasanuddin (Maros, Sulsel)
15. Sam Ratulangi (Manado, Sulut)
16. Sentani (Jayapura, Papua)
17. Komodo (Manggarai Barat, NTT)
18. S.M. Badaruddin II (Palembang, Sumsel)
19. H.A.S. Hanandjoeddin (Belitung, Babel)
20. Jenderal Ahmad Yani (Semarang, Jateng)
21. Syamsudin Noor (Banjarbaru, Kalsel)
22. Supadio (Pontianak, Kalbar)
23. Raja Sisingamangaraja XII (Tapanuli Utara, Sumut)
24. Raja Haji Fisabilillah (Tanjung Pinang, Kepri)
25. Radin Inten II (Lampung Selatan, Lampung)
26. Adi Soemarmo (Boyolali, Jateng)
27. Banyuwangi (Jawa Timur)
28. Juwata (Tarakan, Kaltara)
29. El Tari (Kupang, NTT)
30. Pattimura (Ambon, Maluku)
31. Frans Kaisiepo (Biak Numfor, Papua)
32. Mopah (Merauke, Papua Selatan)
33. Kediri (Jawa Timur)
34. Mutiara Sis Al Jufri (Palu, Sulteng)
35. Domine Eduard Osok (Sorong, Papua Barat Daya)
36. Aji Pangeran Tumenggung Pranoto (Samarinda, Kaltim)
Tiga Bandara Khusus:
1. Sultan Syarief Haroen Setia Negara (Pelalawan, Riau)
2. Weda Bay (Halmahera Tengah, Malut)
3. Indonesia Morowali Industrial Park/IMIP (Morowali, Sulteng)
Satu Bandara Pemda:
1. Bandara Bersujud (Tanah Bumbu, Kalsel)
Demikian daftar 40 Bandara di Indonesia Berstatus Internasional.***
